Aspek perubahan iklim untuk manajer dan auditor energi pada bangunan gedung

Saat ini istilah perubahan iklim (climate change) sudah tidak asing ditelinga masyarakat. Beberapa permasalahan akibat perubahan iklim telah banyak terjadi di lingkungan kita, berawal dari kondisi cuaca yang tidak menentu, meningkatnya suhu udara harian, hingga terjadinya perubahan iklim yang ekstrim seperti hujan dengan intensitas yang tinggi, kemarau berkepanjangan, angin puting beliung, dan lain sebagainya. Kejadian-kejadian tersebut telah dianggap biasa oleh sebagian masyarakat karena terjadi hampir di setiap tahun. Dari data Badan Nasional Penanggulangan Bencana), lebih dari 95% bencana yang terjadi dari tahun 2019-2022 merupakan bencana iklim. Bencana iklim yang terjadi akibat tidak tertanganinya perubahan iklim telah menyebabkan kerugian baik bagi masyarakat maupun bagi alam dan lingkungan. Kejadian gagal panen, kerusakan lingkungan, dan terbatasnya pasokan dan sumber energi di beberapa wilayah akan berdampak negatif pada kondisi perekonomian dan sosial masyarakat di sekitarnya. Bahkan hal tersebut dapat menyebabkan kejadian sosial dalam hal pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat seperti makanan dan air, yang dapat berakhir pada peperangan antar negara.
Para ilmuwan berpendapat bahwa perubahan iklim disebabkan oleh naiknya konsentrasi emisi GRK di atmosfer yang mengakibatkan meningkatnya suhu rata-rata muka bumi, atau dikenal dengan pemanasan global (global warming). Pemanasan global menyebabkan keseimbangan sistem iklim terganggu dan mengubah pola iklim bumi. Dari ribuan penelitian yang dirangkum oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) atau Panel Antar-pemerintah tentang Perubahan Iklim, hampir dapat dipastikan (extremely likely: keyakinan 95-100%) bahwa pemanasan global ini diakibatkan oleh meningkatnya konsentrasi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di atmosfer bumi. GRK adalah beberapa jenis gas yang dapat memerangkap sebagian radiasi matahari yang seharusnya dipantulkan lagi oleh bumi ke atmosfer. Semakin tinggi konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer, semakin tinggi pula radiasi energi matahari yang diperangkapnya, sehingga mengakibatkan peningkatan suhu atmosfer. Inilah fenomena yang dikenal dengan istilah efek rumah kaca (greenhouse effect). Bumi yang setiap saat mendapat pancaran partikel sinar matahari memantulkan sebagian besar sinar matahari tersebut keluar angkasa, hanya sebagian kecil
dari sinar matahari yang kemudian digunakan untuk menghangatkan bumi dan menjaga kehidupan di atasnya. Akibat kegiatan ekonomi manusia, terutama pembakaran bahan bakar fosil, semakin lama atmosfer di luar lapisan kulit bumi mendapatkan tambahan gas-gas hasil pembakaran tersebut.
sumber :
Temukan peta dengan kualitas terbaik untuk gambar peta indonesia lengkap dengan provinsi.