Bappenas Fokus pada Isu Lingkungan dan Pertanian Inklusif di High Level Forum on Multi-Stakeholder Partnership 2024
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia (Bappenas) mengangkat isu penting terkait lingkungan dan pertanian inklusif dalam acara High Level Forum on Multi-Stakeholder Partnership (HLF MSP) 2024 yang digelar pada 1-3 September di Bali. Acara ini berkolaborasi dengan organisasi kemanusiaan Kristen Wahana Visi Indonesia (WVI) dan menghadirkan para pemangku kepentingan utama, termasuk lembaga bantuan, LSM, pelaku swasta, serta Organisasi Masyarakat Sipil (OMS).
Meningkatkan Posisi Indonesia dalam Kerjasama Internasional
Dalam forum tersebut, Hendra Prabandani, Direktur Politik Luar Negeri dan Kerjasama Pembangunan Internasional Bappenas, menyatakan bahwa forum ini menjadi peluang bagi Indonesia untuk memperkuat posisinya sebagai jembatan bagi negara-negara berkembang dalam berbagi pengetahuan dan praktik-praktik terbaik. Hal ini juga sejalan dengan upaya untuk merevitalisasi South-South Triangular Cooperation (SSTC).
“Forum HLF MSP 2024 ini akan membuka peluang bagi Indonesia untuk memperkuat posisinya sebagai jembatan negara-negara berkembang dalam berbagi pengetahuan, praktik-praktik terbaik dalam mengatasi tantangan pembangunan, dan merevitalisasi South-South Triangular Cooperation (SSTC),” ujar Hendra Prabandani.
Proyek INCLUSION dan PHINLA: Fokus pada Pertanian Inklusif dan Pengelolaan Sampah
Forum ini juga menjadi platform untuk membahas dua proyek utama yang sedang berjalan di Indonesia, yaitu INCLUSION dan PHINLA. Kedua proyek ini telah memasuki fase kedua dan berperan penting dalam meningkatkan inklusivitas dalam pertanian serta pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
- Proyek INCLUSION
Proyek ini berfokus pada penciptaan lingkungan bisnis pertanian yang inklusif di wilayah Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku Utara. Salah satu tujuan utama INCLUSION adalah mengatasi kesenjangan dalam fungsi pasar, dengan memastikan bahwa pasar dapat melayani petani dari kelompok rentan seperti wanita dan petani dengan disabilitas. Selain itu, proyek ini bertujuan untuk menciptakan distribusi keuntungan yang lebih adil. - Proyek PHINLA
Sementara itu, proyek PHINLA berfokus pada pengelolaan sampah padat berbasis masyarakat, khususnya di area Jakarta. Dalam forum ini, PHINLA memperkenalkan Joint Management Plan (JMP), sebuah model rencana pengelolaan sampah bersama yang melibatkan pemerintah daerah, OMS, dan masyarakat. Model ini dirancang untuk mengatasi tantangan pengelolaan sampah secara berkelanjutan.
Pembelajaran dari Tiga Negara: Kolaborasi dalam Pengelolaan Sampah
Dalam salah satu sesi gelar wicara, proyek PHINLA berbagi pengalaman dan pembelajaran dari tiga negara yang terlibat, yaitu Filipina, Indonesia, dan Sri Lanka. Mereka bertukar pengetahuan mengenai strategi pengelolaan sampah padat, khususnya di negara-negara berkembang, yang seringkali menghadapi tantangan besar dalam hal ini.
Forum ini menekankan pentingnya advokasi kebijakan dan investasi yang mendukung pemberdayaan pemerintah daerah dan masyarakat dalam pengelolaan sampah. Pengalaman dari proyek PHINLA menunjukkan bahwa kolaborasi lintas pemangku kepentingan dapat menghasilkan solusi yang lebih efektif dan berkelanjutan.
Transformasi Praktik Bisnis dan Kolaborasi Lintas Pemangku Kepentingan
Proyek INCLUSION juga mendorong transformasi praktik bisnis di sektor pertanian. Dengan mempromosikan kolaborasi lintas pemangku kepentingan, proyek ini bertujuan untuk memberdayakan petani dan menciptakan pasar yang lebih inklusif dan adil. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
High Level Forum on Multi-Stakeholder Partnership (HLF MSP) 2024 di Bali telah membuka jalan bagi Indonesia untuk memperkuat posisinya di panggung internasional, khususnya dalam hal kolaborasi pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Melalui proyek-proyek seperti INCLUSION dan PHINLA, Bappenas menunjukkan komitmennya dalam mengatasi tantangan lingkungan dan pertanian inklusif di Indonesia, serta menginspirasi kerjasama serupa di negara-negara berkembang lainnya.
Sumber: