BMKG: Kemarau Mulai Melanda Nusa Tenggara dan Bali, Lebih Kering dari Biasanya
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa musim kemarau sudah mulai melanda wilayah selatan Indonesia, khususnya di Nusa Tenggara dan Bali. Wilayah-wilayah ini mengalami kemarau lebih awal karena angin yang bertiup dari gurun di Australia. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa daerah yang paling dekat dengan Australia akan merasakan musim kemarau lebih dulu dibandingkan dengan wilayah lainnya yang masih dipengaruhi oleh monsoon Asia.
Puncak Kemarau Diprediksi Juli-Agustus 2024 Dwikorita memperkirakan puncak kemarau akan terjadi pada bulan Juli hingga Agustus 2024. Penduduk di Nusa Tenggara dan Bali diminta untuk mengantisipasi musim kemarau yang diprediksi lebih kering dari biasanya. “Diprediksi kurang lebih 9 persen lebih kering dari rerata normalnya,” kata Dwikorita saat ditemui di World Water Forum di Bali pada Kamis (23/5/2024).
Kemarau Bertahap di Wilayah Lain Sementara itu, wilayah lain di Indonesia akan memasuki musim kemarau secara bertahap. BMKG juga sedang memantau kemungkinan terjadinya La Nina, yang dapat meningkatkan curah hujan di Indonesia. Namun, analisis lebih lanjut masih diperlukan untuk memastikan hal ini.
Kemungkinan La Nina Dwikorita menyebutkan bahwa ada kecenderungan La Nina meskipun lemah. La Nina dapat menyebabkan peningkatan curah hujan di Indonesia. “Ada kecenderungan La Nina meskipun lemah akan terjadi. Itu bisa meleset karena datanya masih kurang, tapi ada tren ke sana. Jadi kalau seandainya iya, berarti menjadi basah,” ujarnya. Hujan diprediksi mulai terjadi pada Oktober-November 2024, atau mungkin lebih cepat.
- Wilayah Terdampak: Nusa Tenggara dan Bali mengalami kemarau lebih awal.
- Penyebab: Angin dari gurun di Australia.
- Prediksi Kemarau: Puncak kemarau pada Juli-Agustus 2024.
- Kondisi: Lebih kering dari biasanya, sekitar 9 persen di atas rata-rata.
- Kemungkinan La Nina: Analisis lebih lanjut diperlukan, tetapi ada tren peningkatan curah hujan.
BMKG terus memantau kondisi ini untuk memberikan informasi yang akurat dan tepat waktu kepada masyarakat. Penduduk di wilayah terdampak diimbau untuk mempersiapkan diri menghadapi musim kemarau yang lebih kering dan mengantisipasi kemungkinan perubahan cuaca akibat La Nina.