Indonesia Mengalami Peningkatan Deforestasi Signifikan pada Tahun 2023
Laporan terbaru dari Auriga Nusantara mengungkapkan bahwa Indonesia kehilangan hutan dengan luas mencapai 257.384 hektare selama tahun 2023, menandai peningkatan deforestasi dibandingkan tahun sebelumnya. Kehilangan hutan ini setara dengan 238.318 lapangan sepak bola, melampaui luas Ibu Kota Nusantara (IKN) yang berada di angka 256.100 hektare.
Ketua Auriga Nusantara, Timer Manurung, menyoroti bahwa sekitar 47,29 persen dari total deforestasi terjadi di area konsesi, dengan Hutan Tanaman Industri (HTI) dan Hak Pengusahaan Hutan (HPH) menjadi area paling terdampak. Selain itu, deforestasi juga mencatatkan angka signifikan di kawasan konservasi dengan total 12.612 hektare, mencakup berbagai jenis area perlindungan seperti taman nasional dan cagar alam.
Kondisi ini memicu kekhawatiran mengingat kawasan konservasi seharusnya terlindungi dan terjaga dengan akses terbatas. “Kalau dari segi pengelolaan kawasan, kawasan konservasi adalah kawasan yang sangat terjaga. Bahkan orang riset saja ke sana (hutan konservasi) harus hati-hati,” kata Timer.
Analisis Auriga Nusantara, yang menggunakan metodologi Universitas Maryland, AS, menunjukkan adanya perbedaan signifikan dengan data resmi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Untuk tahun 2022, Auriga mencatat deforestasi sebesar 230.760 hektare, sementara KLHK melaporkan 104.000 hektare. Perbedaan metodologi analisis antara Auriga Nusantara dan KLHK menjadi salah satu faktor utama diskrepansi tersebut.
Menteri LHK Siti Nurbaya mengakui adanya perbedaan data dengan Global Forest Watch (GFW), menyebutkan bahwa koreksi data dilakukan setelah peninjauan lapangan bersama World Resources Institute (WRI) dan perwakilan dari Pemerintah Norwegia. Peninjauan ini mengungkap bahwa beberapa area non-hutan alam seperti kebun sawit dan hutan tanaman dihitung sebagai hutan primer oleh GFW.
Sementara itu, Timer Manurung menekankan pentingnya keterbukaan dan dialog data antar lembaga untuk memperoleh pemahaman yang lebih utuh tentang deforestasi. “Harusnya kita membuka diri terhadap perbedaan. (Ketersediaan data) dibutuhkan untuk membangun dialog data. Menurut saya, ini yang dibutuhkan,” ungkap Timer, menyoroti perluasan dialog dan kolaborasi dalam isu lingkungan.
sumber :
https://lestari.kompas.com/read/2024/03/27/140000586/sepanjang-2023-indonesia-kehilangan-hutan-setara-238.318-lapangan-sepak-bola?page=all#page2