Komunitas Permakultur di Canggu Bali Berkebun sambil Jaga Lingkungan
Direktur Yayasan Veritas Edukasi Lingkungan, Benedict Wermter, memperkenalkan inisiatif permakultur Jiwa Garden melalui video di akun Instagramnya @bule_sampah pada Minggu, 7 April 2024. Video berdurasi 56 detik ini menyoroti transformasi sebuah lahan yang sebelumnya merupakan tempat pembuangan sampah ilegal di Canggu, Bali, menjadi ladang produktif berkat upaya komunitas lokal.
Jiwa Garden, sebuah komunitas permakultur di Bali, menerapkan konsep “permanent agriculture” yang fokus pada pemanfaatan sumber daya yang ada untuk pertanian berkelanjutan. Komunitas ini tidak hanya bertani secara organik, tetapi juga merancang sistem terintegrasi yang mendukung kesinambungan antara lahan pertanian, tempat tinggal, dan sistem pengelolaan sampah.
Menurut Benedict, anggota Jiwa Garden aktif bertani sayuran mereka sendiri dan memanfaatkan sekitar 20 ton sampah organik per bulan untuk dijadikan kompos. Kompos ini tidak hanya digunakan di lahan pertanian mereka, tetapi juga dibagikan kepada masyarakat setempat.
Permakultur di Jiwa Garden berlandaskan pada prinsip-prinsip dasar yang mencakup merawat bumi, merawat komunitas, dan pembagian yang adil. Prinsip-prinsip ini menekankan pentingnya menjaga keseimbangan alam, memenuhi kebutuhan dasar manusia, dan memastikan keadilan dalam pembagian sumber daya.
Selain menyoroti transformasi lahan dan aktivitas pertanian, Benedict juga mengajak individu yang tertarik untuk mulai menerapkan permakultur. Hal ini melibatkan persiapan pengetahuan mengenai lanskap dan observasi mendalam tentang faktor-faktor seperti iklim, akses air, dan kondisi tanah, yang semua berperan penting dalam merancang sebuah sistem permakultur yang efektif.
Permakultur, yang lebih dari sekadar teknik bertani, adalah suatu pendekatan holistik yang terintegrasi untuk menciptakan keberlanjutan alam yang bisa dimulai dari skala kecil di rumah masing-masing individu.
sumber :
https://www.liputan6.com/lifestyle/read/5570895/komunitas-permakultur-di-canggu-bali-berkebun-sambil-jaga-lingkungan