Berita

KPI Sulap Air dan Sinar Matahari Jadi Energi untuk Warga Terisolasi

Kini, Desa Singapure di Kecamatan Kota Agung, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, tidak lagi menghadapi ketiadaan listrik. Melalui program Desa Energi Berdikari yang dikembangkan oleh PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), desa terpencil ini kini dapat menikmati aliran listrik yang dihasilkan dari sumber energi terbarukan.

Desa Singapure adalah salah satu daerah terpencil di Sumatera Selatan yang selama puluhan tahun tidak memiliki akses listrik. Desa ini sebenarnya memiliki potensi besar dari aliran air yang konsisten dan sinar matahari yang melimpah. Memanfaatkan potensi ini, KPI melalui Unit Plaju mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) dengan kapasitas 28 kWh dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan kapasitas 8,2 kWp.

Corporate Secretary KPI, Hermansyah Y Nasroen, menyatakan bahwa program ini melibatkan pemberdayaan masyarakat setempat, sehingga keberlangsungannya bergantung pada partisipasi aktif dari semua anggota komunitas. Program ini memberikan manfaat langsung kepada masyarakat, menjadikan desa yang sebelumnya gelap menjadi terang benderang. Tidak hanya menciptakan akses energi, tetapi juga membuka peluang pendidikan dan meningkatkan kualitas hidup warga.

Hermansyah menekankan bahwa program ini tidak hanya memanfaatkan sumber daya alam desa tetapi juga mendukung upaya dekarbonisasi dan komitmen KPI untuk menjadi perusahaan migas kelas dunia yang peduli pada pengembangan dan pemberdayaan komunitas, terutama dalam pemanfaatan energi baru dan terbarukan.

Selain Desa Singapure, KPI juga melaksanakan program Desa Energi Berdikari di berbagai wilayah lain. Di Kecamatan Ujungalang, Jawa Tengah, terdapat Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid (PLTH) yang menggunakan energi surya dan angin. Di Balikpapan, Kalimantan Timur, program Rawabening memanfaatkan lahan terbatas dengan media tanam hidroponik yang energinya berasal dari panel surya. Di Provinsi Riau, program pertanian hortikultura dan agrowisata menggunakan energi surya dilaksanakan di Sei Pakning dan Dumai. Di Desa Klayas, Sorong, Papua Barat, program Klayas Berdikari mendukung kemandirian pangan dan akses energi dengan panel surya.

Baca Juga:  Pantau Gambut Sumsel Desak Hentikan Alih Fungsi Lahan Gambut untuk Cegah Krisis Ekologi

Secara keseluruhan, program Desa Energi Berdikari ini telah berhasil mendorong penggunaan 35.500 Watt peak energi terbarukan, mereduksi lebih dari 126.000 ton CO2eq per tahun emisi karbon, serta memberikan manfaat kepada lebih dari 600 kepala keluarga. Program ini juga sejalan dengan blueprint TJSL KPI dan mendukung masyarakat 3T dalam penyediaan akses energi bersih serta pencapaian target net zero emission pada tahun 2060.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menambahkan bahwa Pertamina terus mengembangkan program ini untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dan mengurangi emisi karbon hingga 729.127 ton CO2eq per tahun pada akhir 2023. Program ini akan terus diperluas sebagai bentuk komitmen Pertamina dalam pengembangan energi berkelanjutan dengan melibatkan masyarakat dalam pemanfaatan sumber energi terbarukan yang tersedia di desa-desa.

Konten Terkait

Back to top button