Langkah Kecil Berdampak Besar dengan Pakai Kemasan Berkelanjutan
Menyelamatkan bumi dari kerusakan lingkungan dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya melalui penggunaan kemasan produk yang ramah lingkungan dan mudah didaur ulang. Penggunaan kemasan sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan modern, baik untuk produk makanan, obat-obatan, hingga kecantikan, terutama dengan meningkatnya belanja online. Oleh karena itu, kesadaran konsumen untuk menggunakan kemasan berkelanjutan sangat penting agar dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan.
Peningkatan Permintaan Kemasan Berkelanjutan
Penelitian Straits Research menunjukkan bahwa permintaan kemasan berkelanjutan meningkat sebesar 7 persen setiap tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa konsumen semakin selektif dalam memilih kemasan produk yang ramah lingkungan.
Jenis Kemasan Berkelanjutan: Paperboard
Salah satu jenis kemasan berkelanjutan yang populer adalah produk berbasis kertas, seperti paperboard. Paperboard adalah kertas tebal yang digunakan sebagai bahan dasar berbagai kemasan, termasuk kotak lipat dan gelas kertas. Bahan ini sering digunakan untuk kemasan makanan take away dan wadah kopi, serta sebagai bungkus pengiriman berbagai barang seperti kosmetik, alat kebersihan, dan elektronik. Keunggulan utama paperboard adalah kemampuannya untuk didaur ulang, sehingga ramah lingkungan.
Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyebutkan bahwa kapasitas daur ulang kertas di Indonesia mencapai 56 persen dari total produksi kertas nasional, menjadikannya kontributor daur ulang terbesar dibandingkan material kemasan lainnya. Paperboard terbuat dari hasil pengelolaan hutan yang lestari, sehingga bersifat biodegradable, renewable, dan recyclable.
Keunggulan Paperboard dan Kontribusi Terhadap SDGs
Sustainable paper, seperti paperboard, hanya membutuhkan waktu antara dua hingga enam minggu untuk terurai secara alami. Ini menjadikan paperboard bahan yang ideal untuk mendukung keberlanjutan. Selain itu, penggunaan paperboard juga mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin 12, yaitu Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab.
World Bank memprediksi bahwa limbah sampah akan meningkat hingga 3,4 miliar ton pada 2050. Oleh karena itu, konsumen perlu berperan penting dalam mengurangi ancaman ini dengan melakukan konsumsi yang bertanggung jawab. Kemasan berkelanjutan, seperti paperboard, diproduksi dengan meminimalisasi dampak negatif terhadap lingkungan dan membantu mengurangi emisi.
Produksi kemasan yang lebih bersih dan efisien dapat membantu mengurangi limbah industri. Penggunaan paperboard juga mendukung SDG 13, yaitu Penanganan Perubahan Iklim. Menurut penelitian dalam jurnal Carbohydrate Polymers, produk berbahan serat selulosa seperti paperboard memiliki dampak iklim sebesar 1,5 CO2 eq/kg, sementara plastik menghasilkan 3-5 kg CO2 eq/kg. Sektor kemasan menyumbang sekitar 5 persen dari total emisi gas rumah kaca global, sehingga penggunaan kemasan berkelanjutan dapat menurunkan angka ini secara signifikan.
Produsen Kertas Kemasan Berkelanjutan di Indonesia
APRIL Group, salah satu produsen pulp dan kertas terbesar di Asia, baru-baru ini meluncurkan produk kertas kemasan berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Melalui unit bisnis barunya, PT Riau Andalan Paperboard International (RAPI) yang berbasis di Pangkalan Kerinci, Provinsi Riau, APRIL memulai produksi kertas kemasan berkelanjutan dengan merek BoardOne dan Silverpak pada awal 2024. Kertas kemasan BoardOne diproduksi dari hutan yang dikelola secara lestari dan tersertifikasi oleh Programme for the Endorsement of Forest Certification (PEFC).
Direktur Utama PT Riau Andalan Pulp and Paper, Sihol Aritonang, menyatakan bahwa RAPI diharapkan dapat mendorong konsumen menggunakan kemasan berkelanjutan. “Diversifikasi produk ini memperkuat komitmen kami untuk mengembangkan bisnis secara berkelanjutan,” kata Sihol.
Dengan inisiatif ini, APRIL Group menunjukkan komitmennya dalam menyediakan produk kemasan yang mendukung keberlanjutan, serta berkontribusi pada pengurangan emisi karbon dan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.
sumber :
