Manual pengukuran karbon biru mangrove

Di tengah upaya global untuk menekan emisi karbon dan mencapai target iklim yang ambisius, ekosistem mangrove muncul sebagai pahlawan tak terlihat dalam menjaga keseimbangan bumi. Indonesia, yang menjadi rumah bagi sekitar 23% hutan mangrove dunia, memiliki peran yang tidak bisa diabaikan dalam konservasi dan pengelolaan ekosistem ini. Hutan mangrove bukan hanya benteng alami terhadap abrasi pantai dan badai, tetapi juga penyerap karbon yang luar biasa, menjadikannya elemen kunci dalam target Indonesia’s FOLU Net Sink 2030.
Mengukur dan memahami potensi karbon yang tersimpan di ekosistem mangrove adalah langkah penting untuk memastikan efektivitas strategi mitigasi perubahan iklim. Untuk itu, manual pengukuran karbon biru mangrove hadir sebagai panduan bagi para peneliti, praktisi, dan pengambil kebijakan dalam mengumpulkan serta menganalisis data secara sistematis.
Proses pengumpulan data dilakukan melalui serangkaian tahapan yang telah dirancang dengan cermat. Dimulai dari penentuan plot standar dan modifikasi sesuai dengan karakteristik lokasi, pengukuran meliputi berbagai komponen ekosistem, seperti tegakan (pancang dan pohon), nekromassa, serta tanah. Tidak hanya mencatat diameter pohon dan statusnya, data yang dikumpulkan juga mencakup kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap dinamika karbon.
Dalam menghitung emisi CO2, terdapat dua pendekatan utama yang digunakan. Pendekatan stock-difference berfokus pada inventarisasi cadangan karbon dalam periode tertentu, memberikan gambaran perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu. Sementara itu, pendekatan gain-loss menggunakan kombinasi satu siklus inventarisasi dan pemodelan untuk memperkirakan jumlah karbon yang dilepas atau diserap. Selain CO2, penting pula untuk memperhitungkan emisi gas non-CO2 yang dihasilkan dari aktivitas manusia, seperti konversi lahan menjadi tambak atau upaya pembasahan kembali lahan yang terdegradasi.
Akurasi dalam pengukuran dan analisis ini bukan sekadar persoalan teknis, tetapi merupakan fondasi dalam pengambilan keputusan yang berbasis sains. Dengan data yang valid, efektivitas strategi mitigasi dapat diuji dan disesuaikan, memastikan bahwa upaya konservasi mangrove berjalan optimal. Lebih dari itu, pengelolaan ekosistem mangrove yang berkelanjutan bukan hanya mendukung target iklim nasional, tetapi juga menjamin kesejahteraan masyarakat pesisir yang bergantung pada ekosistem ini.
Dengan memahami betapa besarnya peran mangrove dalam menyimpan karbon, sudah saatnya kita mengubah perspektif: mangrove bukan sekadar hutan pantai, tetapi aset berharga yang harus dijaga demi masa depan bumi yang lebih lestari.
sumber :
Temukan peta dengan kualitas terbaik untuk gambar peta indonesia lengkap dengan provinsi.