Operasional TPPAS Lulut Nambo Diharapkan Mulai Akhir Juni 2024
Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat, Herman Suryatman, mengungkapkan bahwa Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Lulut Nambo di Kabupaten Bogor diharapkan dapat mulai beroperasi secara bertahap pada akhir Juni 2024.
“Pak Gubernur meminta agar ini harus dipercepat, mudah-mudahan bulan depan sudah bisa operasional. Harapannya, dengan kerja keras, paling lambat akhir bulan Juni ini sudah bisa beroperasi,” kata Herman dalam keterangan di Bandung, Minggu.
TPPAS Lulut Nambo saat ini telah melakukan uji coba pemrosesan sampah sebanyak sekitar 50 ton. Uji coba ini menggunakan teknologi Mechanical Biological Treatment (MBT) untuk mengonversi sampah menjadi Refused Derived Fuel (RDF) dan kompos.
TPPAS Lulut Nambo mampu menampung sampah dari wilayah Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok, dan satu wilayah di luar Provinsi Jawa Barat, yaitu Tangerang Selatan.
Herman berharap operasionalisasi TPPAS Lulut Nambo dapat berjalan lancar dan sukses demi kepentingan masyarakat. TPPAS ini beririsan dengan berbagai aspek kepentingan masyarakat, seperti kesehatan, sosial, dan ekonomi.
“Ada fungsi sosial kepada desa-desa di sekitar wilayah Lulut Nambo, yang paling utama adalah layanan pengelolaan sampah untuk masyarakat karena TPA Galuga sudah penuh dan ini adalah alternatifnya. Maka, ini harus sukses demi kepentingan masyarakat,” tuturnya.
Pada area seluas 55 hektare, TPPAS Lulut Nambo akan memproduksi RDF, dengan estimasi 35 persen dari potensi sampah yang masuk akan diolah menjadi RDF. Produk RDF ini selanjutnya akan digunakan oleh PT Indocement sebagai offtaker.
Investasi dan Tahap Pembangunan
Untuk dapat beroperasi penuh, TPPAS Lulut Nambo memerlukan investasi sebesar Rp900 miliar. Selain itu, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) tengah menyeleksi calon investor untuk pembangunan tahap dua TPPAS Lulut Nambo, guna memastikan kelancaran dan keberlanjutan operasional fasilitas ini.