Pecahkan Kasus Food Waste, Tim ITB Juara 1 International Case Study Competition PGD UI 2024

Mahasiswa Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB), I Gusti Bagus Parama Dwityatmaja dan Eva Monica Anandhita, berhasil meraih juara pertama dalam ajang International Case Study Competition (I-CAST) yang merupakan bagian dari Process Engineering and Energy Days (PGD) UI 2024 di Universitas Indonesia. Kompetisi ini menjadi wadah bagi mahasiswa di seluruh dunia untuk mengasah kemampuan mereka dalam memecahkan masalah terkait isu-isu global dalam konteks industri, dengan fokus pada keberlanjutan lingkungan, dampak ekonomi, pemberdayaan sosial, dan perilaku budaya.
Pada tahun ini, tema I-CAST adalah “Utilization of Agricultural and Food Waste for The Production of Sustainable Organic Fertilizer” yang mengajak peserta mengusulkan solusi inovatif dalam mengolah limbah pangan dan pertanian menjadi pupuk organik berkelanjutan. Setelah melalui tahapan kompetisi mulai dari pengumpulan abstrak, penyusunan makalah penuh, hingga presentasi, Tim Tam dari ITB tampil sebagai pemenang dengan solusi inovatif berbasis ekonomi sirkular.
Solusi yang diusung oleh Tim Tam, dengan judul “Production of Sustainability Organic Fertilizer through Solid Fatty Acid Incorporation Utilizing Automation 4.0 for Dairy Manure in Babakan Ampera Village, West Java”, berfokus pada pengolahan limbah pangan dan pertanian menjadi pupuk organik menggunakan teknologi Industri 4.0. Mereka mengintegrasikan Black Soldier Fly (BSF) dalam proses produksi pupuk. BSF dikenal efektif dalam penguraian limbah organik, namun memiliki beberapa tantangan seperti daur hidup yang lama, biodegradasi yang lambat, dan budidaya yang sulit.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, Parama dan Eva membagi solusi mereka ke dalam beberapa tahapan yang meliputi penerimaan limbah, pra-pengolahan, unit pembiakan, pengolahan, panen produk, serta pemurnian larva. BSF berperan dalam fase pengolahan, sementara larva yang dewasa nantinya digunakan sebagai pakan ayam dan ikan. Mereka juga memperhatikan efisiensi rantai pasok agar distribusi pupuk lebih hemat biaya dan tepat sasaran ke petani setempat.
Proses persiapan menuju kompetisi ini tidaklah mudah. Kedua mahasiswa harus menghadapi tantangan waktu yang terbatas karena bersamaan dengan ujian akademik mereka. Eva menceritakan bahwa mereka baru membuat presentasi pada hari-H lomba karena waktu persiapan yang singkat akibat ujian. Meskipun begitu, dengan kerja keras dan dedikasi, mereka berhasil memberikan yang terbaik dan menjadi juara.
Dari pengalaman ini, Parama dan Eva menekankan pentingnya pantang menyerah meski menghadapi banyak tantangan. Mereka juga berbagi saran untuk selalu mengatur waktu dengan baik, terutama saat menghadapi berbagai kesibukan, dan memilih rekan tim yang dapat bekerja sama secara seimbang.
Temukan peta dengan kualitas terbaik untuk gambar peta indonesia lengkap dengan provinsi.