Pemkot Banjarmasin Gencar Edukasi Warga Olah Sampah Organik Jadi Kompos, Tangani Darurat Sampah dari Akar Masalah

Dalam menghadapi kondisi darurat sampah yang tengah melanda Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Pemerintah Kota (Pemkot) melalui Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik, terus menggencarkan sosialisasi pengolahan sampah organik menjadi kompos. Langkah ini dilakukan sebagai solusi jangka panjang untuk mengurangi beban tempat pembuangan akhir sekaligus memperkuat kesadaran masyarakat dalam memilah dan mengolah sampah dari sumbernya.
Kepala Dinas Kominfo Statistik Kota Banjarmasin, Windiasti Kartika, pada Jumat (11/4), menjelaskan bahwa edukasi kepada masyarakat menjadi fokus utama pihaknya dalam menghadapi krisis sampah saat ini. Salah satu solusi nyata adalah mengolah sampah organik, seperti sisa makanan, sayuran, dan buah-buahan, menjadi pupuk kompos yang bermanfaat.
“Kalau sampah organik bisa kita manfaatkan jadi kompos, maka volume sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akan berkurang drastis,” ujarnya.
TPAS Ditutup, Kota Dilanda Krisis Sampah
Situasi ini menjadi semakin mendesak setelah Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Basirih resmi ditutup oleh Kementerian Lingkungan Hidup RI sejak 1 Februari 2025 lalu. Akibatnya, sampah di Banjarmasin tidak tertangani dengan optimal dan menyebabkan penumpukan di banyak titik kota, serta menimbulkan bau tak sedap yang berpotensi menjadi sumber penyakit.
Menurut Windiasti, Kota Banjarmasin menghasilkan rata-rata 600 ton sampah setiap harinya, namun hanya diperbolehkan membuang sekitar 105 ton ke TPA Regional Banjarbakula di Kota Banjarbaru.
“Bayangkan saja, ada sekitar 500 ton sampah yang tak tertangani setiap hari. Ini kondisi darurat, tapi juga harus jadi shock therapy agar kita semua sadar dan bertindak,” tegas Windi.
Ajak Warga Pilah Sampah dan Belajar Kompos
Sebagai solusi, Pemkot Banjarmasin mengajak seluruh masyarakat untuk memilah sampah secara mandiri dari rumah, memisahkan antara sampah organik dan nonorganik. Sampah organik nantinya dapat diolah menjadi kompos yang berguna untuk pertanian, penghijauan, atau dijual kembali.
“Di kantor kami sudah mulai, dan ini akan kami teruskan ke lingkungan masyarakat secara bertahap,” kata Windi.
Ia pun membuka kesempatan bagi warga yang ingin belajar membuat kompos namun belum memiliki pengetahuan. “Kalau belum tahu caranya, ayo kita datangkan ahlinya, atau kita sama-sama belajar langsung ke tempat pengolahan sampah,” ajaknya.
Komitmen Serius Tangani Sampah 24 Jam
Pemkot Banjarmasin telah menyatakan komitmennya untuk menangani kondisi darurat sampah ini dengan kerja 24 jam tanpa henti. Dukungan masyarakat sangat diharapkan, bukan hanya untuk menangani masalah saat ini, tetapi juga menciptakan sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan di masa depan.
Melalui edukasi, partisipasi aktif warga, dan pemanfaatan teknologi sederhana seperti kompos, Pemkot Banjarmasin berupaya mengubah krisis ini menjadi momentum untuk membangun budaya bersih dan ramah lingkungan di kota seribu sungai ini.
Sumber berita:
Antara News – Pemkot Banjarmasin Gencar Sosialisasi Pengolahan Sampah Organik
Temukan peta dengan kualitas terbaik untuk gambar peta indonesia lengkap dengan provinsi.