Penelitian Inovatif: Mengubah Sampah Plastik Menjadi BBM RON Tinggi

Dalam upaya mencari solusi bagi permasalahan sampah plastik dan ketergantungan pada bahan bakar fosil, Profesor Hendro Juwono dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil mengembangkan teknologi yang mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak (BBM) dengan nilai oktan tinggi. Penelitian ini menggunakan metode pirolisis terhadap polimer plastik yang mudah terdegradasi, menghasilkan BBM dengan research octane number (RON) mencapai 98 hingga 102.
Plastik sebagai Sumber Bahan Bakar
Profesor Hendro memilih plastik sebagai bahan baku karena plastik berasal dari turunan bahan tak terbarukan dan memiliki kesamaan struktur dengan minyak bumi serta gas. Dengan metode pirolisis, limbah plastik diproses pada suhu tinggi sehingga menghasilkan bahan bakar dengan kualitas lebih baik dibandingkan BBM konvensional yang beredar di masyarakat.
“Angka RON yang muncul menunjukkan kualitas lebih bagus daripada bahan bakar yang sekarang beredar di masyarakat,” ujar Hendro, seperti dikutip dari situs web ITS, Kamis (6/3/2025).
Tantangan dan Solusi
Meskipun menghasilkan BBM berkualitas tinggi, proses pirolisis membutuhkan suhu sekitar 400 derajat Celsius, yang berarti memerlukan konsumsi listrik besar dan meningkatkan biaya produksi. Untuk mengatasi hal ini, Hendro mencampurkan limbah plastik dengan biomassa seperti minyak nyamplung, minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), dan minyak jelantah (waste cooking oil/WCO). Dengan kombinasi ini, suhu yang diperlukan untuk mengolah limbah plastik menjadi BBM dapat ditekan hingga 300 derajat Celsius, sehingga lebih hemat energi dan biaya.
Kontribusi terhadap Keberlanjutan
Penelitian ini tidak hanya memberikan solusi bagi pengelolaan limbah plastik, tetapi juga mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), terutama pada:
- Tujuan 7: Energi Bersih dan Terjangkau
- Tujuan 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab
Profesor Hendro berharap bahwa hasil penelitiannya dapat berkontribusi dalam menyelesaikan permasalahan lingkungan dan energi di Indonesia. “Penelitian ini memerlukan kesabaran dan waktu yang cukup lama,” tuturnya.
Sumber: Kompas.com
Temukan peta dengan kualitas terbaik untuk gambar peta indonesia lengkap dengan provinsi.