PERINGATAN HARI LINGKUNGAN HIDUP SEDUNIA 2014 BERSAMA CNOOC & HCML
Hari lingkungan hidup sedunia diperingati setiap tanggal 5 Juni sejak PBB menetapkanya pada tahun 1972 saat menandai pembukaan Konferensi Lingkungan Hidup di Stockholm. Dengan adanya peringatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesadaran penduduk bumi agar lebih peduli terhadap lingkungan. Sebagai suatu kebersamaan, hari peringatan ini memberikan kesempatan kepada masyarakat dunia untuk menjadi bagian aksi global dalam menyuarakan proteksi terhadap planet bumi, pemanfaatan sumber daya alam yang sustainable dan gaya hidup yang ramah lingkungan. Sebagai bagian dari masyarakat internasional, Indonesia juga ikut serta dalam konferensi tersebut diwakili oleh Prof. Emil Salim yang juga salah seorang inisiator berdirinya Dana Mitra Lingkungan.
Pada tahun 2014 tema yang diusung oleh hari lingkungan hidup sedunia adalah “Raise your voice, not the sea level”, menggugah kesadaran masyarakat tentang pentingnya isu pemanasan global. Melalui kerjasama kegiatan penanaman 1000 Bambu oleh CNOOC, HCML dan DML diharapkan memberikan kontibusi terhadap pelestarian lingkungan di sekitar sungai ciliwung.
Kerjasama penanaman 1000 buah pohon bambu dari oleh CNOOC dan DML dalam rangka Hari Lingkungan Hidup Sedunia ini berlokasi di RW 14 Desa Cilebut Timur, Sukareja, Kabupaten Bogor. Lokasi ini dipilih karena berada di daerah aliran sungai yang rentan terhadap berbagai isu lingkungan. Acara ini berlangsung pada tanggal 21 Juni 2014 dengan masa penanaman selama 5 bulan sesudahnya.
Kelestarian lingkungan daerah aliran Sungai Ciliwung mempunyai efek signifikan terhadap masyarakat di sekitarnya. Studi penanganan persoalan Ciliwung secara umum merekomendasikan 2 hal pokok, yakni (i) mengurangi kontribusi DAS Ciliwung terhadap banjir dan (ii) meningkatkan kualitas air Ciliwung. Upaya teknis yang dapat dilakukan terkait reduksi kontribusi terhadap banjir ialah melalui peningkatan luas vegetasi lahan dan penerapan teknologi konservasi untuk tanah dan air. Peningkatan luas vegetasi di daerah sempadan sangat strategis bila dimanifestasikan, salah satunya melalui program penanaman 1000 bambu.
Bambu dipilih karena selain merupakan tanaman perintis, cukup baik perihal absorbsi air dan berpotensi ekonomi, bambu juga mudah beradaptasi pada lingkungan basah, mampu memperbaiki struktur tanah, dapat tumbuh di lahan curam, pertumbuhan relatif cepat, penghasil oksigen (35% lebih cepat dalam fotosintesis). Lokasi penanaman 1000 bambu yang berada di sempadan sungai ini memberikan harapan kepada warga sekitarnya untuk mempertahankan keberlangsungan sempadan terhadap erosi dan sebagai upaya counter-action atas berbagai upaya penggerusan daerah sempadan oleh penambang liar.
Peran serta aktif dan etos gotong royong warga masyarakat Cilebut Timur ini patut diapresiasi dan diaplikasikan ke daerah lain. Pelaksanaan penanaman 1000 bambu ini diharapkan mampu memberikan inspirasi dan menggerakkan daerah lainnya untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan kelestarian sempadan sungai.
(Maschun-DML)