Persoalan deforestasi di Indonesia: sebuah polemik berkelanjutan

Isu deforestasi kembali mencuat ke publik setelah pernyataan Mahfud MD dalam debat Calon Wakil Presiden (Cawapres) pada Minggu, 20 Januari 2023. Dalam debat tersebut, Mahfud menyebutkan bahwa Indonesia telah kehilangan tutupan hutan seluas lebih dari total wilayah Korea dan 23 kali luas Pulau Madura dalam 10 tahun terakhir—setara dengan 12,5 juta hektare (Simanjuntak, 2024). Namun, pernyataan ini dibantah oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), yang menilai bahwa angka tersebut tidak akurat dan menunjukkan kesalahan dalam membaca data deforestasi (Supriyatna, 2024).
Sejarah Panjang Deforestasi di Indonesia
Deforestasi di Indonesia bukanlah persoalan baru. Fenomena ini telah tercatat sejak beberapa dekade lalu. Data dari FAO (1990) dan Bank Dunia (1990) menunjukkan bahwa laju deforestasi di Indonesia meningkat secara signifikan dalam beberapa periode:
- 1970-an: sekitar 300 ribu hektare per tahun
- 1981: meningkat menjadi 600 ribu hektare per tahun
- 1990: mencapai 1 juta hektare per tahun
Laju deforestasi melonjak tajam pada masa transisi menuju era otonomi daerah. Antara tahun 1996–2000, laju deforestasi mencapai puncaknya, yaitu sebesar 3,51 juta hektare per tahun (FWI, 2020).
Dampak dan Kesadaran Pemerintah
Pemerintah Indonesia menyadari bahwa deforestasi membawa dampak negatif yang luas, baik terhadap kelestarian sumber daya hutan maupun terhadap kehidupan manusia. Studi oleh Sunderlin dan Resosudarmo (1996) menggarisbawahi pentingnya pengelolaan hutan yang berkelanjutan untuk mengatasi persoalan ini.
Namun demikian, deforestasi tetap menjadi persoalan besar dalam pengelolaan hutan di Indonesia hingga hari ini. Sejumlah studi global menunjukkan bahwa Indonesia mencatatkan laju kehilangan hutan tertinggi di antara negara-negara tropis pada periode 2001–2016 (Gaveau et al., 2019) dan kehilangan hutan alam primer tertinggi secara global (Margono et al., 2014).
Perdebatan yang Belum Usai
Angka-angka deforestasi kerap kali menjadi bahan perdebatan, terutama di antara pihak pemerintah dan pengamat lingkungan. Perbedaan metodologi, periode pengukuran, dan definisi “deforestasi” sendiri menjadi faktor penyebab munculnya interpretasi yang berbeda atas data yang ada. Namun, satu hal yang pasti: deforestasi adalah persoalan kompleks yang membutuhkan solusi lintas sektor—dari tata kelola lahan, pemberdayaan masyarakat lokal, hingga penguatan penegakan hukum.
Menuju Masa Depan Hutan yang Berkelanjutan
Mengatasi deforestasi bukan hanya tentang menurunkan angka kehilangan hutan, tetapi juga tentang membangun sistem yang memastikan kelestarian ekosistem hutan dan kesejahteraan masyarakat yang bergantung pada hutan. Upaya ini termasuk penerapan kebijakan moratorium izin baru di hutan alam primer dan lahan gambut, program Perhutanan Sosial, rehabilitasi hutan dan lahan, serta pelaksanaan komitmen Indonesia dalam program FOLU Net Sink 2030.
sumber :
https://fwi.or.id/persoalan-deforestasi-di-indonesia-sebuah-polemik
Temukan peta dengan kualitas terbaik untuk gambar peta indonesia lengkap dengan provinsi.