PT Hutama Karya Mengedepankan Praktik Ramah Lingkungan dalam Pembangunan dan Operasi Jalan Tol
PT Hutama Karya (Persero) mengintegrasikan inovasi dan keberlanjutan lingkungan dalam pembangunan dan pengoperasian jalan tol, sebagai bagian dari komitmennya terhadap praktik bisnis yang bertanggung jawab. Executive Vice President Sekretaris Perusahaan, Adjib Al Hakim, mengungkapkan sejumlah upaya yang telah diimplementasikan untuk mendukung inisiatif ini.
Salah satu langkah signifikan yang telah diambil adalah penggunaan energi terbarukan, yang termasuk penggantian 4.304 lampu jalan konvensional dengan smart lamp ramah lingkungan di sepanjang Jalan Tol Trans-Sumatera (JTTS) dan Tol Akses Tanjung Priok (ATP). Selain itu, perusahaan juga menerapkan manajemen limbah yang efektif, salah satunya melalui program pengolahan sampah dengan menggunakan maggot di Rest Area KM 215 Jalur B, yang menghasilkan pupuk organik.
Teknologi Water Treatment Plant (WTP) juga telah diterapkan di Rest Area KM 306 Jalur B pada Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung (Terpeka) untuk mengolah air dari sumur, sungai, dan waduk menjadi layak pakai. “Pengujian dan evaluasi manajemen limbah di Rest Area Terpeka ini akan menjadi dasar untuk penerapan serupa di rest area lainnya di jaringan tol kami,” ujar Adjib.
Upaya lain yang menonjol adalah penciptaan ‘Tol Hijau Ramah Lingkungan’, di mana Hutama Karya menargetkan penanaman 60.000 pohon per tahun di sekitar jalan tol dan rest area. Inisiatif ini dilengkapi dengan pembangunan perlintasan satwa di beberapa ruas tol, termasuk Tol Pekanbaru-Dumai (Permai) dan Tol Sigli-Banda Aceh (Sibanceh), mendukung pelestarian keanekaragaman hayati.
Lebih jauh, Adjib mengungkapkan bahwa selain dampak positif terhadap lingkungan, praktik ramah lingkungan juga memberikan keuntungan bisnis bagi Hutama Karya. Hal ini mencakup ekspansi pasar, peningkatan kepercayaan masyarakat, serta penguatan posisi perusahaan sebagai pengembang infrastruktur berkelanjutan.
PT Hutama Karya juga berfokus pada aspek keberlanjutan ekonomi dan sosial, dengan menyediakan 70% ruang tenant di rest area bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) lokal dengan harga lebih terjangkau, serta implementasi aspek responsif gender seperti penyediaan fasilitas toilet dan wudhu terpisah untuk laki-laki dan perempuan, ruang laktasi, dan parkir khusus wanita.
“Dengan memastikan bahwa setiap aspek jalan tol kami mendukung keberlanjutan, kami berupaya menciptakan infrastruktur yang tidak hanya memenuhi kebutuhan saat ini tapi juga melestarikan lingkungan dan manfaat sosial ekonomi untuk generasi yang akan datang,” tutup Adjib.
sumber :
https://lestari.kompas.com/read/2024/04/26/160000686/bangun-jalan-tol-hk-utamakan-aspek-ramah-lingkungan-