Hampir semua proyek pemerintah termasuk program pengolahan sampah menjadi energi di kota-kota besar saat ini, masih mengandalkan teknologi dan investor dari luar sana. Untuk menutupi selisih harga yang ditawarkan investor dengan harga yang disanggupi oleh PLN dan Pemda sesuai ketentuan yang ada, tak kurang harus diterbitkan peraturan khusus dari Presiden. Sebetulnya, kalau saja para pejabat mau sedikit meluangkan waktu untuk mempertimbangkan kemampuan rakyatnya, tidak perlu kita mengimpor teknologi dan pendanaan dari negeri.
Berikut ini kami sajikan anggaran biaya yang diperlukan untuk membangun usaha pengolahan sampah menjadi energi, yang kami dapat dari hasil evaluasi dari uji coba yang dilakukan oleh STT PLN di kelurahan Pondok Kopi, kampus Duri Kosambi, dan kabupaten Klungkung. Secara umum total biaya yang dibutuhkan masih di bawah kriteria UMKM sehingga bisa menjadi peluang bisnis bagi pengusaha lokal. Jenis usaha TOSS-LK bisa dikelompokkan menjadi tiga kategori model usaha sebagai berikut. :
– Model 1: Usaha TOSS (tempat olah sampah setempat), yaitu pengolahan sampah sampai menjadi pelet di lokasi setempat (desa, RW, TPS)
– Model 2: Usaha LK (Listrik Kerakyatan) yaitu usaha pembangkitan tenaga listrik dengan bahan bakar pelet di lokasi yang agak jauh dari pemukiman
– Model 3: Usaha TOSS-LK yaitu pengolahan lengkap mulai dari sampah menjadi listrik, di lokasi yang agak jauh dari keramaiaan
Untuk Model 1, bisa dilaksanakan oleh semua usaha mikro dan kecil milik masyarakat dengan modal sekitar 200 juta rupiah untuk mengolah 1 sampai 3 ton sampah per hari. Pelet yang dihasilkan kemudian dijual kepada usaha model 2 atau langsung kepada masyarakat untuk kompor. Untuk Model 2 dan Model 3, harus dilaksanakan oleh jenis usaha yang memiliki pengalaman dan sertifikan usaha bidang ketenaga lisrikan seperti mereka yang tergabung pada asosiasi ketenaga listrikan Indonesia (AKLI), dan sejenisnya.
ANGGARAN BIAYA MODEL 1:
Kapasitas : 1 sampai 3 ton sampah per hari
Biaya investasi Unit TOSS
Biaya sipil (100 m2@ Rp.1 juta) :Rp. 100.000.000,-
Bak bambu peuyeumisasi (10@Rp.1 juta) : Rp. 10.000.000,-
Mesin pencacah sampah : Rp. 30.000.000,-
Mesin penghalus (hammer mills) : Rp. 15.000.000,-
Mesin pembuat pelet : Rp. 35.000.000,-
Kompor pelet (2@Rp.400.000) : Rp. 800.000,-
Peralatan pendukung : Rp. 2.000.000,-
Total Capex (capital expenditure) Model 1 : Rp. 192.800.000,-
Biaya operasi unit TOSS per tahun
Honor operator TOSS (2@2juta/bulan) : Rp. 60.000.000
Material op dan har (1,5 juta/bulan) : Rp. 18.000.000
Jasa op dan har (1 juta/bulan) : Rp. 12.600.000
Biaya Listrik : Rp. 15.000.000
Biaya overhead: Rpl 6.000.000,-
Total biaya opex unit TOSS : Rp. 124.000.000,-
Proyeksi Pendapatan per tahun
Sampah berharga (botol, kaleng dll) 300 kg/hari@ Rp 1000,- :Rp. 108.000.000
Jasa olah sampah 2 ton/hari @Rp.75.000 per ton :Rp. 54.000.000
Penjualan briket 500 kg/hari @ Rp.300/kg : Rp. 54.000.000
Pendapatan total per tahun:Rp. 216.000.000,-
Dengan bunga 10%, maka didapat IRR: 14% dan waktu pulang pokok 4 tahun
Apabila DANA DESA bisa dialokasikan untuk bantuan atau pinjaman kepada Badan usaha milik desa (BUMDES) atau UMKM lokal, maka dari hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan modal sekitar 200 juta rupiah dan biaya operasi sebesar 124 juta rupiah, maka didapat keuntungan dengan IRR 14 persen apabila bunga bank diasumsikan 10 PERSEN.
Dengan demikian usaha pembuatan pelet dengan teknologi sederhana ini bisa dianggap layak dan langgeng (sustainable) karena dapat memberikan keuntungan yang cukup dengan modal dan biaya operasi relatif rendah dibandingkan dengan dana desa yang tersedia.
Keuntungan lain adalah
– Keuntungan sosial berupa lapangan kerja 2 orang per unit TOSS kecil dan berkekmbangnya usaha pembuatan mesin pencacah, pelet, dan bak bambu
– Keuntungan lingkungan berupa kontribusi penghematan energi fosil, berkurangnya frekuensi truk sampah ke TPA, dan berkurangnya perusakan Ozon oleh gas methan dari TPA
Untuk model 2 dan 3 silakan ikuti seri selanjutnya
“It looks too good to be true..
But it may be true if you want to..”
Selamat menabung berkah Ramadhan