Sanitation Heroes ITB Bangun Bak Penangkap Mata Air, Solusi Air Bersih Kampung Lebak Kaso, Sumedang
Kelompok mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) yang tergabung dalam Sanitation Heroes telah melakukan aksi pengabdian masyarakat di Kampung Lebak Kaso, Desa Cikahuripan, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang. Mereka membangun bak penangkap mata air dan sistem transmisi untuk meningkatkan akses air bersih bagi warga setempat.
Program ini dipimpin oleh Raihan Muhammad Alif, mahasiswa jurusan Rekayasa Infrastruktur Lingkungan, dan melibatkan tujuh mahasiswa lainnya. Persiapan program memakan waktu dua bulan, dari Maret hingga April 2024, sementara pelaksanaannya berlangsung selama tiga bulan, dari 23 Mei hingga 31 Juli 2024.
Sebelumnya, pemanfaatan air tanah di RW 03 Kampung Lebak Kaso dilakukan dengan cara sederhana, yaitu menggunakan pipa yang dialirkan ke keran umum untuk mandi dan cuci, serta ke beberapa rumah warga melalui selang pribadi. Sistem ini menyebabkan air banyak terbuang karena air terus mengalir meski tidak digunakan, dan kualitas air yang dihasilkan tidak terjamin keamanannya.
Sanitation Heroes membangun bak penangkap mata air sebagai bagian dari Sistem Penyediaan Air Minum Bukan Jaringan Perpipaan (SPAM BJP). Bak ini dirancang untuk melayani kebutuhan 120 warga yang sebelumnya mengandalkan keran umum. Berdasarkan standar kebutuhan air pedesaan sesuai SNI (Standar Nasional Indonesia), setiap orang membutuhkan 60 liter air per hari. Oleh karena itu, bak ini seharusnya mampu menampung hingga 8,6 m³ air per hari. Namun, karena keterbatasan lahan, bak yang dibangun hanya memiliki kapasitas 3 m³, dengan tambahan bak penampung air yang kapasitas totalnya mencapai 10 m³.
Selain itu, tim juga memasang sistem transmisi pipanisasi dari bak penangkap mata air menuju reservoir yang berjarak 30 meter. Pipa yang digunakan adalah pipa HDPE, yang dikenal tahan lama dan efektif untuk sistem ini. Proses pembangunan bak penangkap air, sistem transmisi, dan bak penampung selesai pada 18 Juni 2024.
Setelah proyek fisik selesai, Sanitation Heroes mengadakan diskusi dengan warga untuk menyusun sistem pengelolaan infrastruktur air minum. Pak Nepi, Ketua RT 03, bersedia mengelola operasional bak penangkap mata air secara sukarela. Prosedur pengoperasian, termasuk jadwal pengisian dan penutupan aliran air, juga telah dijelaskan kepadanya untuk memastikan air tidak meluap.
Selain pembangunan infrastruktur, kelompok mahasiswa ini juga mengadakan kegiatan edukasi dan sosialisasi kepada warga tentang pentingnya akses air bersih dan cara pengelolaannya. Program ini mendapat respons positif dari warga setempat. Pak Nepi, sebagai ketua RT, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada mahasiswa ITB atas bantuan mereka dalam meningkatkan akses air bersih di kampungnya.
Bagi para mahasiswa yang terlibat, kegiatan ini memberikan kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu yang mereka pelajari di kelas ke dalam praktik nyata di lapangan. Mereka juga merasa terbantu dalam berinteraksi langsung dengan masyarakat, menjadikan pengalaman ini bermakna dari sisi akademis dan sosial.
Proyek ini menunjukkan bahwa inovasi mahasiswa dapat memberikan solusi nyata bagi masalah akses air bersih di pedesaan, sekaligus mendorong partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan yang lebih baik.
sumber :