Solusi Krisis Air melalui Pemanenan Air Hujan, Kata BRIN
Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Mego Pinandito, mengemukakan pentingnya pemanenan air hujan sebagai langkah strategis mengatasi krisis air, khususnya di pulau dan kepulauan kecil serta wilayah kering. Dalam pernyataan kepada Antara, Mego menekankan bahwa pemanfaatan curah hujan dengan menampungnya sementara pada atap bangunan dapat menjadi kunci penting dalam upaya konservasi air.
Menurut Mego, proyek-proyek retensi air, seperti pembuatan dam parit dan embung, juga vital bagi daerah dengan aliran sungai besar, menyusul strategi utama memanen air yang meliputi penggunaan efisien air permukaan dari limpasan langsung dan sungai kecil, serta air tanah dangkal di lahan kering.
Berbagai teknik yang disarankan oleh BRIN dalam memanen air hujan termasuk:
- Pembuatan bak penampungan untuk menampung air hujan secara langsung.
- Pembendungan aliran sungai kecil melalui dam parit untuk irigasi.
- Pembangunan embung, yang berfungsi sebagai waduk mikro untuk menangkap air permukaan dan hujan serta sumber air lain seperti mata air.
- Penggunaan pompa untuk menarik air dari sungai dan sumur dangkal, guna memenuhi kebutuhan air berbagai sektor, termasuk rumah tangga, industri, dan perkantoran.
Mego juga menggarisbawahi pentingnya manajemen air berlebihan untuk mencegah banjir, salah satunya dengan mengalirkan air dari penampungan langsung ke laut. Inisiatif ini bukan hanya tentang memenuhi kebutuhan air tetapi juga mengurangi risiko banjir di musim hujan.
BRIN berkomitmen untuk terus mengembangkan penelitian dan inovasi dalam sektor ketahanan air, mendukung target-target nasional di bidang pengelolaan sumber daya air. Inisiatif seperti pemanenan air hujan ditekankan sebagai solusi yang tidak hanya praktis tetapi juga efektif dalam jangka panjang untuk mengatasi tantangan pasokan air di berbagai daerah.
sumber :
https://lestari.kompas.com/read/2024/03/14/080000686/memanen-air-hujan-jadi-cara-atasi-krisis-air